Saturday, August 13, 2011

bersyukurlah dengan kurniaan-Nya


Abu Hazim Salamah bin Dinar berkata, Bagiku, dunia terbagi menjadi dua. Satu untukku dan satu lagi untuk orang lain, yang menjadi bagianku seandainya aku mencarinya sebelum waktunya meskipun dengan memeras keringat, hal itu tidak akan pernah kudapatkan. Adapun bagian orang lain yang bukan bagianku, sampai kapanpun tidak akan pernah aku miliki.

Bagian rezekiku tidak akan pernah diberikan kepada orang lain, begitupun bagian rezeki untuk orang lain tidak akan pernah kunikmati. Akankah untuk dua hal itu aku menghabiskan umurku ?


Abu Utsman Al-Haira berkata, Wahai Hamba Allah, mengapa hatimu lelah, hingga kamu berselisih dengan saudaramu serta saling bermusuhan hanya karena ingin meraih pangkat dan kedudukan. Mengapa kamu tega menukarkan kebaikan dirimu sendiri dengan iri dengki terhadap orang  yang berada di atasmu, seakan-akan kamu tidak beriman dengan pengabaran Allah bahwa Dia-lah yang mengangkat dan menurunkan derajat seseorang yang dikehendaki-Nya dan DIa pulalah yang memberi dan mencabut kekuasaan dari seseorang. Oleh karena itu, manfaatkanlah ilmumu sesuai profesimu, perbaguslah dalam mencari rezeki. Tinggalkan segala hal yang haram dan syubhat karena sebuah jiwa tidak akan pernah mati sebelum rezeki dan bagiannya terpenuhi. Jika seorang hamba lari dari rezekinya, ia tetap akan menemuinya. Seperti halnya jika ia lari dari kematian, ia tetap akan menemuinya juga. Keyakinan terhadap rezeki tidak membuat pelakunya berhenti mencarinya di dunia ini. Prinsip mereka adalah ridha saat rezeki sedikit dan zuhud saat rezeki melimpah. Hal tersebut sesuai dengan Sunnah Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka semua adalah imam-imam yang bertawakal dan zuhud. Mereka merasa tenang dengan rezekinya sendiri dan tidak tertarik dengan rezeki orang lain.



Hatim Al-Asham pun pernah ditanya, Bagaimana kamu bisa bertawakal ? Ia menjawab, saya memiliki empat pondasi agar bisa tawakal yaitu :
Pertama, aku tahu bahwa rezekiku tidak akan diambil orang lain, maka aku tidak terlalu sibuk memikirkannya.
Kedua, aku tahu bahwa amalku tidak akan dikerjakan orang lain, maka aku sibuk mengerjakan amalku sendiri.
Ketiga, aku tahu bahwa kematian pasti akan datang kapan saja, maka aku mempersiapkannya dari sekarang.
Keempat, aku tahu bahwa penglihatan Allah selalu mengawasiku, maka aku malu untuk berbuat maksiat. (Al-Jami' Li Syu'abi Al-Iman)

0 comments: